Sangat mustahil memang menelusuri (di Banua kita,Tanah Banjar) jejak langkah dan sepak terjang pemimpin dan pencetus Perang Jatwa yang sangat terkenal ketangguhannya ketika melawan Belanda. Ini ide , yang menurut hemat saya, terlalu dicari-cari, dan sepertinya tidak ada lagi (kah) ide penulisan yang lain? Untuk menulis judulnya pun sangat menyita energi. sampai kemudian saya menemukan kata 'famili' yang ditaruh ditengah-tengah tanda kurung agar judul tulisan ini lebih bisa diterima logika pembaca.
Maaf, di lain kesempatan tulisan ini akan saya sambung......................................................
Amir Hasan Kiai Bondan Kejawan, salah seorang keturunan dari kerabat Pangeran Diponegoro bernama Raden Mas Koesoemo Dirdjo, yang diasingkan ke Banjarmasin dari tempat pengasingan (awal) yang terdahulu di Ambon.
Raden Mas Koesoemo Dirdjo adalah kemenakan sekaligus pendamping (salah seorang panglima perang) Pangeran Diponegoro dalam Perang Jawa.
Beliau wafat di Banjarmasin, dan dimakamkan di suatu komplek pemakaman keluarga di Sungai Lulut, tepatnya di tepi Jalan Veteran - Sungai Lulut, sebelah kiri sebelum simpang tiga ke arah Jalan Pramuka. Di komplek pemakaman tua ini pada mulanya terdapat pintu gerbang penanda yang bertuliskan nama komplek pemakaman dengan maksud agar keluarga/khalayak mudah menemukan tempatnya. Tapi sekarang pintu gerbang tersebut sudah tidak ada lagi.
bersambung .......................