Kamis, 09 November 2017

PUTERI SYEIKH MUHAMMAD HAZUWI, WANITA BANJAR PIONER PENDUDUK KOTA MANNA-BENGKULU



   



Makam dari Poyang Kiemas Djamaluddin -panglima/hulubalang, sekaligus merupakan salah seorang cucu oleh Sultan Muhammad Mansyur, atau Raden Mas Darpowangsa; Sultan Palembang Darussalam- di kota Manna, provinsi Bengkulu. [sumber foto: Raden Mas Pantjanegara]


Tersebut lah sosok seorang perempuan, yang merupakan puteri dari penyebar dakwah Islam di Bengkulu -Syeikh Muhammad Hazuwi- yang dinikahi oleh salah seorang cucu Sultan Palembang.


.................bersambung

SYEIKH MUHAMMAD HAZUWI, PENYEBAR ISLAM ASAL BANJAR[MASIN] YANG BERKUBUR DI MANNA-BENGKULU




Makam pendakwah agama Islam asal Negeri Banjar[masin] yang ada di kota Manna-Provinsi Bengkulu, bernama Syeikh Muhammad Hazuwi [sumber foto: Raden Mas Pantjanegara].
  

Jumat, 03 November 2017

SURAT-SURAT DIPLOMATIK KESULTANAN BANJARMASIN DALAM DAMAI DAN PERANG



"Salam sembah putera andika Pangeran di Banjarmasin datang kapada Sultan Demak. Putera andika manantu nugraha minta tolong bantuan tandingan lawan sampiyan karana putera andika barabut kerajaan lawan paranah mamarina iaitu namanya ..........................................". [Kutipan isi surat Pangeran Samudera kepada Sultan Trenggana -raja di Kerajaan Demak- yang diantarkan oleh Patih Balit]



Kutipan pada pembuka karangan di atas merupakan [sebagian] isi surat dari Pangeran Samudera yang disampaikan oleh Patih Balit kepada Sultan Trenggana, raja Kerajaan Demak di Pulau Jawa. Untuk mengawal warkat pesan dari Pangeran Samudera itu, Patih Balit ditunjuk sebagai pimpinan perutusan dan diperlengkapi dengan pengiring berjumlah sebanyak 400 orang. Mereka dengan gagah berani berjuang mengarungi Laut Jawa dengan memakai 10 buah kapal pengangkut.

Selengkapnya bunyi isi surat yang ditulis dengan memakai aksara Arab dan berbahasa Melayu/Banjar itu adalah sebagai berikut:   "Salam sembah putera andika Pangeran di Banjarmasin datang kapada Sultan Demak. Putera andika manantu nugraha minta tolong bantuan tandingan lawan sampiyan karana putera andika barabut karajaan lawan paranah mamarina iaitu namanya Pangeran Tumenggung. Tiada dua-dua putera andika iaitu masuk mangula kapada andika maka parsambahan putera andika intan sapuluh bigi, paikat saribu galung, tudung saribu buah, damar saribu kandi, jaranang sapuluh pikul, dan lilin sapuluh pikul".

Mungkin itulah manuskrip/naskah tulisan tangan tertua dari surat-surat diplomatik Kesultanan Banjarmasin yang pernah ada dan mampu terbaca. Sayangnya, semua yang tersurat di atas hanyalah kutipan yang diambil daripada buku berbahasa Belanda yang berjudul De Vroegste Geschiedenis van Banjarmasin, berangka tahun 1877, halaman 264, yang ditulis oleh F.S.A. De Clereq [lihat Sejarah Banjar, M.Suriansyah Ideham, B.A., dkk, hal. 61].

Ada berapa banyak sebenarnya jumlah manuskrip [berupa] surat-surat diplomatik yang sudah dan pernah dimiliki/dikeluarkan/diterima [oleh] Kesultanan Banjarmasin sejak pertama kali eksis sekitar 5 Abad yang lalu?  





Kesultanan Banjarmasin yang telah eksis sejak Abad ke-15 merupakan salah satu kerajaan [maritim] terbesar di Nusantara, serta banyak mendapat pengaruh Islam dalam corak pemerintahannya. Mengutip pendapat sejarawan A.B. Lapian, dikatakannya; "setelah masuknya Islam telah muncul beberapa kerajaan besar yang memainkan peranan penting di Nusantara, seperti Aceh, Banjar, Banten, Bima, Bone, Deli, Gowa, Mataram, Riau, Siak, Ternate, Tidore, dan sebagainya. Semuanya berhasil mempersatukan berbagai suku bangsa di bawah satu emerintahan pusat, jadi dapat dilihat sebagai langkah yang lebih maju dari[pada] unit-unit yang masih terbatas pada ikatan desa, suku atau suku bangsa".


................... bersambung


Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Top WordPress Themes