" Siapa waruh, siapa tembuh. Jajar jajarani pasibani sintan. Jajar urang di nagara Sukalima Madigandapura, jajar urang di nagara Pandawa. Sintan kindal juminang nata, la iku rupani Prabu Darmakesuma .................................................................................................................... "
Kata-kata dan ejaan berbahasa Jawa Kuno bercampur baur dengan kata-kata yang berasal dari bahasa Banjar, itulah ciri khas dari wayang Banjar. Salah satu warisan sejarah dunia yang berasal dari Tanah Banjar di Kalimantan.
Pada masa dahulu, wayang (kulit) menjadi alat penyebaran agama Hindu di Pulau Jawa dan Bali oleh para pendeta maupun para peniaga asal anak benua India. Pada masa itu yang dikenal hanyalah jenis wayang kulit; yaitu sosok wayang yang berbahan dasar dari kulit hewan, terutama kerbau. Jenis wayang kulit kemudian menyebar, tidak lagi hanya berpusat di Pulau Jawa dan Bali, tetapi menyebar menyeberangi pulau hingga ke Sumatera, Kalimantan maupun Kepukauan Nusa Tenggara. Hal ini dibuktikan dengan adanya jenis-jenis wayang yang sekarang dinamakan wayang palembang, wayang sasak, serta wayang banjar.
bersambung ......................