Tidak banyak kepustakaan di Banjarmasin yang menyimpan tulisan tentang asal-usul Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari. Ketika ada seorang sarjana-sejarawan Banjar yang 'menyinggung' tentang moyang ulama besar ini yang ternyata bukanlah asli Banjar, ada sedikit rasa terkejut yang muncul. Mungkinkah? Lama setelah itu, Penulis mempunyai kesempatan berkorespondensi dengan seorang warga Malaysia berdarah Sulu, Asree Sug namanya. Ia membenarkan adanya keterkaitan ulama besar Banjar yang dikenal di seantero Nusantara (Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Siam bagian selatan, dan sebagian wilayah Filipina) lewat tulisan beliau, Sabilal Muhtadin, dengan tanah leluhurnya di Kepulauan Sulu (sekarang masuk wilayah negara Filipina) sekarang.
Menurut penuturan Asree Sug, sampai sekarang masih sangat banyak peninggalan para leluhurnya yang berasal dari Kepulauan Sulu di Tanah Banjar. Beberapa kosa-kata bahasa Banjar pun, menurutnya, banyak mempunyai kesamaan dengan kosa-kata dalam bahasa asli Sulu yaitu bahasa Tausug. Hal itu terbukti ketika saya memberikan beberapa kosa kata bahasa Banjar ada ada kemiripan serta mempunyai arti yang sama dengan bahasa Suluq atau Tausuq.
.............................. bersambung .....................
Menurut penuturan Asree Sug, sampai sekarang masih sangat banyak peninggalan para leluhurnya yang berasal dari Kepulauan Sulu di Tanah Banjar. Beberapa kosa-kata bahasa Banjar pun, menurutnya, banyak mempunyai kesamaan dengan kosa-kata dalam bahasa asli Sulu yaitu bahasa Tausug. Hal itu terbukti ketika saya memberikan beberapa kosa kata bahasa Banjar ada ada kemiripan serta mempunyai arti yang sama dengan bahasa Suluq atau Tausuq.
.............................. bersambung .....................
0 komentar:
Posting Komentar