Bulan Desember 1859 merupakan saat paling bersejarah bagi penduduk di pedalaman Barito, terutama sekitar daerah-daerah Sungai Teweh, yaitu Lontotour. Karena pada bulan Desember itulah sebuah kapal perang milik pemerintah jajahan Hindia Belanda yang sedang dalam pelayaran / ekspedisi untuk menangkap salah seorang pencetus Perang Banjar -Pangeran Antasari- dan diawaki oleh kurang lebih 90 orang anak buah kapal plus tentara marinir Hindia Belanda, termasuk juga didalamnya van der Velde si komandan kapal perang bersama perwira-perwira Belanda lainnya seperti Letnan Bangert, van der Kop dan lain-lain tewas ditenggelamkan oleh pengikut Pangeran Antasari yang saat itu dipimpin oleh panglima perang Kerajaan Banjar untuk daerah Siang dan Murung (Tanah Dusun Hulu), Tumenggung Surapati.
Selain dapat menenggelamkan kapal perang yang menjadi andalan angkatan laut pemerintah kolonial Hindia Belanda di Batavia, dari lambung Onrust juga berhasil diangkut alat-alat persenjataan berat berupa meriam-meriam besar beserta mesiunya oleh tentara-tentara suku Dayak siang Murung anak buah Tumenggung Surapati.
Dengan meriam-meriam rampasan itu di kemudian hari pasukan-pasukan Pangeran Antasari menghujani ekspedisi tentara Belanda yang mencoba memasuki perairan Sungai Dusun (nama lain untuk Sungai Barito) dengan gencar sehingga sempat membuat kecut komandan tentara Belanda.
....................bersambung......................................
0 komentar:
Posting Komentar